Arti Ketulusan Yang Sesungguhya :
Jendela motivasi
Rasa
sebuah ketulusan
Seorang teman karib
menghampiri meja kerja anda. Dan memungut sebatang pensil patah. Pintanya, “Boleh
aku pinjam ini?” Anda yang sedang sibuk
hanya menengok sekelebat dan berkata, “Ambil saja.” Setelah itu anda lupa akan
kejadian itu selamanya. Padahal bagi bagi teman anda pensil patah itu sangat
berharga demi pengerjaan tugasnya.
Tahukan anda “rasa” sebuah ketulusan? Setiap dari kita pasti
pernah memberikan sesuatu dengan setulus murni. Namun, tidak banyak yang mampu
memahaminya. Karena ketulusan bukanlah rasa, apalagi untuk dirasa rasakan.
Ketulusan adalah rasa yang tidak terasa, sebagaimana anda menyilahkan teman
dekat anda mengambil pensil patah anda, tidak ada setitik pun keberatan. Tiada
setitik pun permintaan ucapan terima kasih. Tiada setitik pun rasa berjasa. Semua
lenyap dalam ketulusan.
Sayangnya tidak mudah bagi kita untuk memandang dunia
ini seperti pensil patah itu. Sehingga selalu ada rasa keberatan atau berjasa
saat kita saling berbagi. Sayangnya tidak
mudah juga untuk bersibuk-sibuk pada keadaaan diri sendiri, sehingga pensil
patah pun tampak bagai pensil emas. Jangan ingat-ingat perbuatan baik anda.